Featured Posts

Breaking News

Mohon Doa dan Dukungan Masyarakat Dapil III Kota Medan Kec. Medan Perjuangan - Kec. Medan Timur - Kec. Medan Tembung untuk Menjadi Wakil Masyarakat di DPRD Kota Medan PEMILU 2019

PERCUT PALUH 80

Paluh 80 bukanlah tempat rahasia seperti yang ada di Area 5 1 negara AmerikaSerikat dimana Area tersebut tertutup untuk umum karena wilayah tersebut merupakan tempat pengembangan suatu proyek rahasia penelitian Angkasa Luar Amerika. Namun paluh 80 yang saya sebut ini adalah wilayah  yang ditumbuhi hutan manggrove (hutan bakau) yang terletak di sekitar muara desa percut yang selalu di kunjungi oleh para pemancing yang berasal dari sekitar Kota Medan.  Percut 4 september 2009, lama hobby ini sebenarnya tidak lagi menjadi kegiatan saya dalam mengisi hari – hari libur, Namun setelah selesai Pemilu dan situasi belakangan ini yang memang banyak menyita pemikiran sehingga keinginan untuk menghibur diri membuat ajakan teman-teman untuk kembali menekuni hobby ini rasanya tidak dapat di tolak.
Bersama beberapa teman-teman saya berangkat menuju ke utara daerah pantai yang masih masuk wilayah Kabupaten Deli Serdang yang memakan waktu lebih kurang satu jam perjalanan dari Kota Medan. Biasanya kalau mau memancing ikan laut daerah percut sering menjadi tujuan pemancing karena sangat dekat dari Kota medan, daerah muara sungai ini juga banyak terdapat tambak ikan yang dapat di jadikan tempat pemancingan dengan system bayar harian. Hanya kurang dari satu jam kamipun sampai di percut sambil membeli umpan untuk memancing salah seorang teman lalu mencari info tempat penyewaan boat dari nelayan setempat. 
Dan kamipun di bawa langsung ketempat dermaga boat disandarkan, setelah tawar menawar harga sewa boat akhirnya kami berangkat menyusuri sungai percut menuju muara dan pemancingan yang bernama paluh 80. Saat itu air laut sedang pasang kami mencoba untuk memancing di sekitar muara, boatpun ditambatkan, lalu masing – masing saya dan teman teman mengambil tempat disisi boat untuk melemparkan kail (joran) yang sudah diberi umpan. Umpan yang di berikan adalah sejenis cacing yang banyak terdapat didaerah piggiran pantai yang biasa disebut penjualnya dengan nama umpun-umpun disamping itu udang juga biasa di jadikan umpan untuk memancing ikan air asin.
Udara cukup panas disini walaupun saat ini sedang bulan Ramadan dan kamipun semua berpuasa udara panas menjadi tantangan dalam menyalurkan hobby kami ini. Untuk menghindari panas yang cukup menyengat saya memang sudah mempersiapkan jaket tangan panjang dan topi ala Coboy yang cukup lebar hingga dapat menghindari wajah dari sengatan matahari. Lebih kurang setengah jam kami di sekitar muara ini namun ikan yang diharapkan tidak satupun menyentuh kail saya dan teman – teman mungkin karena muara menjadi lalu lintas para nelayan yang menggunakan boat suara yang di keluarkan boat mungkin membuat ikan takut dan tak berani menyantap umpan yang kami sajikan.
Akhirnya kami memutuskan untuk berpindah tempat langsung menuju ke paluh 80, boatpun bergerak sampai ke lokasi yang kami maksud dan saya kembali melemparkan kail dengan umpan yang sama. Tidak perlu menunggu lama salah seoarang teman saya berhasil mengangkat ikan gulama walaupun tidak terlalu besar cukup menghibur hati di suasana sedang puasa yang memang perlu kesabaran. Tak lama berselang sayapun berhasil kembali mengangkat ikan gulama yang lebih besar dai teman saya Iqbal dapatkan tadi. Sebenarnya banyak jenis ikan yang teradapat di daerah ini seperti ikan sembilang, siakap, kerapu yang memang sering pemancing mendapatkannya di sekitar tempat ini. Karena asiknya memancing tak terasa juga waktu sholat Ashar sudah tiba, terdengar sayup suara azan terdengar dari balik rimbunan pohon bakau yang memang tumbuh subur di sekitar paluh 80 ini. Bergantian kamipun mengambil wuduk dan melaksanakan sholat diatas boat yang tak berhenti diayun ombak kecil dari arus pasang laut sementara hembusan semilir angin terasa mengalir di wajah membuat hati ini merasakan kebesaran dan keagungan Allah SWT dengan alam ciptaanNya.
 Selesai sholat kamipun melanjutkan memancing di tempat ini kami saling bergantian mendapakan ikan sambil bercanda kami berlomba untuk mendapatkan ikan yang terbesar walaupun salah seorang teman saya Aswan yang dengan cukup serius dan sabar belum juga mendapatkan ikan dari pancingannya tidak membuat dia berhenti untuk berulang ulang melemparkan umpannya ke air, akhirnya dengan berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain di sekitar paluh 80 tersebut kami mendapatkan cukup lumayan ikan dari jenis yang berberbeda. 
Namu karena waktu berbuka pauasa sudah dekat kamipun kembali pulang menuju tempat dimana boat ini di sandarkan. Sesampainnya didarat waktu berbukapun tiba kami berbuka puasa di pinggir sungai percut dengan minuman air mineral yang sebelumnya kami beli di dermaga. Setelah itu kami pun mencari Mesjid untuk melaksanakan Sholat Magrib berjamaah. Sungguh mengesankan perjalanan saya dengan teman – teman kali ini walaupun dalam suasana berpuasa kami dapat menyalurkan hobby sehingga rencana untuk kembali memancing ke ke daerah lain sudah kami matangkan. Insya Allah terlaksana..amin

Share/Save/Bookmark

Tidak ada komentar